Rabu, 31 Mei 2017 16:53 WIB | Dibaca : 420
Sekolah Bukan Tempat Penitipan Anak
Sekolah Bukan Tempat Penitipan Anak
Sekolah Bukan Tempat Penitipan Anak
Sekolah Bukan Tempat Penitipan Anak
Sekolah Bukan Tempat Penitipan Anak
Sekolah Bukan Tempat Penitipan Anak

Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap tumbuh kembang anaknya, termasuk soal pendidikan. Untuk itu perlu keterlibatan lebih, dari para Orangtua dalam proses pendidikan putra-putrinya.

Hal tersebut ditegaskan Wali Kota Arief R. Wismansyah saat berbicara dihadapan para Kepala Sekolah SD dan SMP se-Kota Tangerang di Ruang Al Amanah Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Rabu (31/05).

"Sekolah bukan tempat penitipan anak, jangan kemudian karena putra-putrinya sudah disekolahkan ada anggapan pendidikan anak menjadi tanggung jawab gurunya," seru Wali Kota.

Untuk itu, lanjut Wali Kota pemerintah Kota Tangerang sedang mengembangkan sistem pendidikan yang inklusif yang melibatkan seluruh stakeholder pendidikan baik itu guru dan juga orang tua serta swasta. Karena selama ini, menurut Wali Kota meskipun Program pendidikan sudah berjalan baik namun masih sering ditemui anak usia sekolah ataupun remaja yang terlibat tindakan kriminal.

"Saya beberapa waktu lalu dapat kiriman foto tawuran, kalau saya perhatiin rata-rata mereka ini masih SMP atau bahkan SD. Inikan sebuah ironi bagi kita semua ditengah gencarnya kita menyediakan pendidikan yang berkualitas," cerita Wali Kota.

"Oleh karenanya perlu ada kolaborasi dari semua stakeholder untuk mendidik generasi muda menjadi generasi yang tangguh menghadapi tantangan jaman," imbuhnya.

Pengembangan pendidikan ke depan, menurut Wali Kota harus juga memperhatikan aspek sosial yang memang menjadi kebutuhan masyarakat. Sehingga sistem pendidikan yang ada benar-benar bisa menjadi bagian dari solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat.

"Harus dikembangkan pendidikan yang tidak hanya terpaku dengan buku pelajaran tapi lebih bagaimana masyarakat bisa mengaktualisasikan apa yang telah diajarkan di bangku sekolah," terangnya.

"Seperti penerapan pola hidup bersih dan sehat, bisa dimulai dengan mengajari anak didik kita untuk mencuci tangan atau sekedar buang sampah pada tempatnya,"

"Tapi orang tuanya kudu faham juga, karena saya pernah dapat laporan bahwa ada orang tua yang marah karena anaknya disuruh membersihkan sekolah. Padahal kalau kita lihat di negara maju seperti Singapura anak-anak TK itu disuruh ngepel sama gurunya," tuturnya.

Artinya, lanjut Wali Kota budaya pendidikan yang ada saat ini harusnya juga bisa lebih diarahkan lagi terhadap pembentukan karakter anak didiknya.

"Bagaimana sekolah bisa meng-create program pendidikan yang anak-anaknya mau ikut terlibat dan mengimplementasikan apa yang didapatkan di sekolah ke kehidupan sehari-harinya," ujarnya lagi.

"Dan orang tua juga tidak perlu paranoid dengan itu, sekarang kita lihat anak sekolah dianterin habis itu ditungguin pula. Kalau anak-anak kita tidak dibangun kepercayaan dirinya bagaimana  15-20 tahun kedepan ketika orang tuanya enggak ada," tukasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota juga menjelaskan rencana program pendidikan di Kota Tangerang ke depan, yang akan lebih melibatkan peran swasta dalam hal ini dunia usaha.

"Mungkin nanti ke depan kita wajibkan para perusahaan di Kota Tangerang untuk membuka program magang bagi anak-anak SMK/SMA, sehingga mereka (siswa) punya konektivitas langsung dengan dunia kerja," tandasnya.



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!