Kelompok Wanita Tani (KWT) berdampak positif pada ketahanan pangan keluarga, khususnya dalam menghadapi masa pandemi Covid-19. Melalui KWT warga didorong untuk dapat menanam tanaman produktif dan apotik hidup dengan memanfaatkan lahan lingkungan sekitar.
Seperti yang terlihat di Kampung Inovasi Cimone dan Kampung Sadar Lingkungan (Darling) Cobodas, yang memanfaatkan lahan tidur dengan menanami tanaman sayur serta buah-buahan.
"Awalnya 2018 berpikir daripada ibu-ibu disini ngerumpi aja, mending diahlihkan untuk kegiatan positif dan menghasilkan. Alhamdulillah, saat ini sudah beberapa kali panen dan saat pandemi kaya gini kita jadi terbantu karena ga perlu belanja di pasar atau tukang sayur," ucap Ketua KWT Kampung Inovasi, Endarwati.
Selain dimanfaatkan untuk anggota dan warga sekitar, hasil KWT juga dijual kepada warga yang memiliki usaha dan pengunjung yang datang ke kampung.
"Saat ini lagi banyak ikan lele, jadi alhamdulillah kadang ada aja orang yang nawar ikan lele, biasanya sih pemancingan," kata Ketua RW 01 Kampung Darling, Ahmad Yani.
Di tempat yang berbeda, Endarwati juga menyampaikan hal serupa.
"Ya paling yang beli kalo orang yang dateng ke kampung inovasi sambil foto-foto dia beli produk hasil KWT kami," ungkapnya.
Kabid Keanekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Mamet Indiarto, menyampaika sampai saat ini, terdapat 44 KWT dibawah binaan Dinas Ketahanan Pangan (DKP), dengan diberikan pembinaan terkait pemberian bibit dan pemantauan.
"Selain memberikan bibit, kami juga beri pelatihan dan pendampingan. Setelah ada hasilnya, kami dorong produknya agar dapat dijual lebih luas lagi sehingga dapat menambah pemasukan buat mereka," jelasnya.