Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang kembali menjadi benchmark atau tolak ukur pengembangan dan implementasi Smart City oleh daerah lain. Kali ini giliran Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan Sukabumi yang melakukan kunjungan dan benchmarking dalam pengembangan Aplikasi e-Gov.
Sekda Kota Tangerang Dadi Budaeri dan Plt. Kadis Kominfo Syamsul, menyambut kedatangan rombongan yang berjumlah 40 orang di Tangerang LIVE Room, Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis (20/09).
Dadi menerangkan rujukan dari Kemenkominfo Republik Indonesia yang menjadikan Kota Tangerang salah satu kota yang mengembangkan Smart City sangat berdampak positif.
“Tak hanya untuk kita, tapi juga daerah lain bisa belajar dan sharing terkait pengembangan Smart City,” ujar Dadi.
“Kita selalu terbuka buat siapa saja yang mau mengadopsi aplikasi kita, gratis kok,” terangnya.
Syamsul selaku Plt. Kadis Kominfo Kota Tangerang mengatakan ini menjadi tolok ukur dengan daerah lain bahwa Kota Tangerang telah sukses dalam membangun Smart City yang berbasis aplikasi internal melalui Portal e-Gov.
“Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya visitasi dari daerah lain untuk penerapan Smart City di Indonesia,”.
“Kota Tangerang selalu terbuka untuk semua daerah yang ingin melakukan MoU dan pendampingan teknis,” jelasnya.
Sementara itu, Kadis Kominfo Kabupaten Bandung Barat, Ludi Awaludin mengungkapkan, Dinas Kominfo baru hadir di Bandung Barat pada 2017 karena sebelumnya masih bergabung dengan Dishub sehingga memerlukan banyak referensi dalam pengembangan Smart City.
“Apa yang harus diawali dan ujungnya kemana. Kita sudah keliling-keliling daerah lain dan akhirnya ketemunya di Kota Tangerang. Mudah-mudahan bisa kita ikutin,” ungkapnya.
Ludi juga menambahkan ada perbedaan dari segi geografis dan kewilayahan dengan Kota Tangerang yang menjadi tantangan untuk Bandung Barat dalam pengadopsian sistem dan aplikasinya dan ditargetkan akan selesai dalam tiga tahun.
“Karena banyak pegunungan dan kontur wilayahnya sulit makanya untuk sekarang kita fokus ke aplikasi internalnya dulu yaitu e-Gov. Targetnya tiga tahun bisa selesai,” ungkapnya.
Senada dengan Ludi, Sudrajat selaku Kabid PPTIK Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kabupaten Sukabumi mengatakan, ingin belajar dari Kota Tangerang yang membuat aplikasi tanpa menggunakan jasa konsultan.
“Karena kami tidak bisa lepas dari konsultan, makanya kami ingin tau kiat-kiatnya seperti apa,”.
“Kalau boleh kita juga mau adopsi aplikasi untuk kecamatan dan kelurahan untuk di wilayah kami,” tutupnya.