Banyak pihak tercengang ketika Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menggelontorkan program Sekolah Swasta Gratis di 146 SD-SMP di Kota Tangerang. Sejumlah kalangan memberikan tanggapan hingga apresiasi, dengan terobosan dunia pendidikan Kota Tangerang. Salah satunya, Pengamat Kebijakan Publik sekaligus dosen di Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansah.
“Ini merupakan kebijalan populis atau pendekatan kepentingan rakyat. Selain itu, memberikan ruang pada sekolah swasta untuk turut berpartisipasi dalam peningkatan pendidikan publik di Kota Tangerang,” ungkap Trubus.
"Jadi, dalam hal ini harusnya diperluas secara bertahap. Program ini menjadi bukti keseimbangan perhatian kepada sekolah negeri maupun swasta yang notabene diselenggarakan masyarakat," sambungnya.
Ia pun menjelaskan, program ini tentunya harus diiringi pendampingan, diluar mekanisme dan infrastruktur. Karena memang, sekolah swasta telah memiliki sistemnya masing-masing. Tidak seperti sekolah negeri yang secara keseluruhannya diatur negara atau pemerintah daerah.
"Ini harusnya Pemkot Tangerang menjadi pilot project atau jadi role model Pemerintah Daerah lainnya, dalam memberikan ruang sekolah swasta. Secara edukasi peningkatan pelayanan yang lebih baik, dan kualitas pendidikan diselaraskan dengan baik," jelasnya.
Pasca program ini, 146 sekolah swasta gratis tersebut mendapat perhatian yang tinggi dari masyarakat. Saat PPDB terakhir, banyak sekolah swasta gratis penuh disebelum waktu penutupan pendaftaran. Salah satunya, SMP PGRI 1 Karang Tengah, Kota Tangerang.
“Saat itu, dari 400 kuota, dalam waktu empat hari sudah 370 pendaftar masuk ke data kami. Lewat program ini, juga menjawab masalah ketimpangan kualitas antara sekolah negeri dan swasta, terutama mengenai biaya pendidikan, yang sampai saat ini masih menempel kuat di persepsi masyarakat pada umumnya,” ungkap Jayakarta, Kepala SMP PGRI 1 Karang Tengah.