Sebagai wujud komitmen dalam menjaga generasi muda agar tidak termakan hoax dan ideologi yang bertentangan dengan ideologi Pancasila, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) sebagai sekolah tinggi Nahdlatul Ulama Pertama di Provinsi Banten menggelar diskusi kebangsaan.
“Sebelum acara ini kami laksanakan, kami telah melakukan riset di tahun 2018 dengan tema yang sama. Karena terbentur pandemi yang melanda bumi, jadi baru kami laksanakan hari ini dengan ragam narasumber yang berkompeten,” tutur Muhamad Qustulani, Ketua STISNU Kota Tangerang.
Qustulani atau yang bisa disapa Gus Fani, juga menjelaskan kegiatan ini sebagai langkah antisipatif terhadap generasi muda agar tidak termakan isu ataupun berita hoax yang pada akhirnya dapat mengkhawatirkan akan cara berpikir yang bertolak belakang dengan ideologi Pancasila.
“Karena menurut penelitian di tahun 2018 yang kami lakukan, pemahaman itu sudah masuk ke Kota Tangerang dengan ragam cara, salah satunya media sosial yang sulit untuk kita bendung,” kata dia.
Selain melalui diskusi, Gus Fani juga menjelaskan, bahwa STISNU kerap melakukan kerjasama dengan pemerintah, seperti Kementerian Agama (Kemenag) terutama di masa orientasi mahasiswa.
“Ya, jadi kami juga lakukan kerjasama dengan Kemenag yakni Mastama yang diisi dengan materi ideologi kebangsaan. Dan didukung juga dengan mata kuliah Fiqih Kebangsaan serta tentang Nahdlatul Ulama,” lanjutnya.
Hadirnya kegiatan ini menjadi ilmu baru yang didapat bagi para peserta, seperti yang dirasakan mahasiswi semester tujuh, Nurhayati.
“Senang sekali ya bisa ikut acara ini, apalagi pembicaranya memang tokoh publik yang luar biasa. Jadi kami bisa tau, bahwa pancasila ini bukan ideologi yang bertentangan dengan agama justru hal itu diambil dari nilai-nilai agama,” ujar Hayati.
Berbagai tokop publik yang turut berpartisipasi sebagai narasumber diantaranya, Dr, KH Marsudi Syuhud, Ketua PBNU. Yunarto Wijaya, Pengamat Politik. Zuhairi Misrawi, Penulis dan Intelektual Nahdlatul Ulama. Serta narasumber lainnya.