Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus mengebut pembangunan dua jembatan yang menghubungkan sisi barat dan timur Sungai Cisadane. Proyek Jembatan Teuku Umar dan Dadang Suprapto tersebut menggunakan sistem kontrak proyek multiyears atau tahun jamak.
"Mudah-mudahan bisa segera beroperasi, mengingat pentingnya keberadaan kedua jembatan tersebut bagi mobilitas masyarakat," ujar Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah, saat mengecek progres pembangunan Jembatan Teuku Umar, Kamis (04/01).
Keberadaan dua jembatan tersebut sangat vital bagi kelancaran transportasi masyarakat. Selain tentunya juga bisa menjadi landmark baru bagi Kota Tangerang seperti halnya keberadaan Jembatan Dadang Suprapto yang berada di Gerendeng akan menghubungkan Jl. Dadang Suprapto dengan Jl. Benteng Makasar Sukarasa.
Selain berfungsi untuk mengurai kemacetan, nantinya juga akan dilengkapi dengan pedestrian dan beberapa bagian yang transparan dipasangi kaca dilengkapi dengan ornamen atau ukiran yang menggambarkan identitas Kota Tangerang.
Sebagai informasi, pembangunan dua jembatan tersebut, dibiayai oleh APBD Kota Tangerang yang bersumber dari bantuan Provinsi Banten. Total biaya mencapai Rp 57,4 Miliar, dengan spesifikasi untuk Jembatan Dadang Suprapto panjang 115 meter, lebar 11 meter, sedangkan Jembatan Teuku Umar panjang 100 meter dan lebar 10 meter.
Dalam kesempatan tersebut, Arief juga mengecek kondisi jalan di sekitar dua jembatan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa geometri jalan di sekitar jembatan cukup memadai bila dibebani oleh kendaraan dengan volume padat seperti saat ini.
“Ada beberapa geometri jalan yang perlu diperbaiki sehingga bisa memperlancar lalu lintas,” jelasnya.
"Seperti di ujung Jalan Teuku Umar yang menuju Jalan Perintis Kemerdekaan," imbuhnya.
Selepas melihat progres pembangunan Jembatan Teuku Umar, Wali Kota yang ditemani oleh Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Nana Trisyana (Bimasda) dan Asisten Tata Pemerintahan Ivan Yudhianto meninjau ruas Jalan Imam Bonjol tepatnya di perbatasan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang.
Di lokasi yang memang menjadi simpul kemacetan di daerah Karawaci tersebut, Wali Kota meminta kepala Kadis Bimasda untuk berkoordinasi dengan pihak Dishub mengurai kemacetan yang ada.
"Kalau perlu dibuat skenario rekayasa lalu lintasnya, lakukan uji coba dulu aja sama Dishub nanti kalau lancar kita permanenkan," tukas Wali Kota.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Saeful Rohman membenarkan rencana rekayasan lalu lintas untuk mengurai kemacetan di perbatasan Kota Tangerang dengan Lippo Karawaci.
"Kita sedang kaji skenarionya, kemarin kita sudah lakukan survey ke lapangan bersama dengan Dinas Binamarga dan SDA," ujarnya.
"Nanti untuk kendaraan yang dari arah Lippo Karawaci yang mau menuju ke Toll atau Komplek Pinangsia kita arahkan berputar ke arah Palem Semi, jadi tidak langsung belok kanan," terangnya.
Disinggung soal penerapannya, Saeful menjelaskan bahwa pihaknya masih memerlukan berbagai persiapan termasuk terkait marka jalan dan traffic lightnya.
"Minggu depan kita sosialisasi dulu sekalian membangun markanya," tukasnya.